Benteng Kuta Lubok

Banyak yang keliru menyebut benteng ini berasal dari masa Lamuri atau peninggalan Portugis, padahal bukti material dan gaya arsitekturnya menunjukkan bahwa benteng ini merupakan bagian dari jaringan pertahanan Kesultanan Aceh.

Keberadaan benteng di kawasan yang sama memperlihatkan kesinambungan fungsi strategis wilayah Lamreh. Jika pada masa Lamuri daerah ini berfungsi sebagai pusat permukiman sekaligus pelabuhan perdagangan, maka pada masa Kesultanan Aceh kawasan ini tetap menjadi titik vital pertahanan maritim. Benteng Kuta Lubok yang dibangun pada abad ke-16–17 memperkuat posisi Lamreh sebagai pintu gerbang Aceh dari arah laut. Artefak yang ditemukan, seperti keramik dari Asia maupun Eropa, serta sisa struktur permukiman di sekitar benteng, menandakan bahwa wilayah ini dulunya bukan sekadar titik militer, tetapi juga tempat berlangsungnya aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan.

Dengan demikian, Lamreh dan Benteng Kuta Lubok membentuk satu kesatuan lanskap sejarah, dari jejak Kerajaan Lamuri yang memperlihatkan awal masuknya Islam di Aceh, hingga pertahanan Kesultanan Aceh yang menandai interaksi global pada abad ke-16 dan 17. Sayangnya, baik benteng maupun situs-situs makam di Lamreh saat ini belum sepenuhnya terawat dengan baik. Padahal, keduanya menyimpan nilai penting tidak hanya bagi sejarah Aceh, tetapi juga bagi sejarah masuknya Islam dan perdagangan internasional di Asia Tenggara.